F massa dimana melawan ketidakadilan - cakap retorika

massa dimana melawan ketidakadilan

Ini adalah cerita mahasiswa almamater unggu




Sebelum memasuki ke dalam cerita ada baiknya saya memperkenalkan diri terdahulu heheh..., 
Nama saya Rio Jodiansyah, saya mahasiswa ilmu komunikasi di salah satu universitas di provinsi jambi kebetulan waktu itu saya menjadi presiden mahasiswa bertempatan di kampus unggu di Provinsi Jambi, hheheh bukan untuk sombong lah ya tapi untuk mengasih tau supaya jadi pelengkap cerita 

Ini cerita tentang melonjak seorang mahasiswa yang berawal dari keputusan Mahkamah Konstitusi pada 16 Oktober 2023 yang dimana dalam keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut mengatakan bahwa batas usia capres dan wapres  minimal 40 tahun dan berpengalaman menjadi kepala daerah, nah dari sini lah Gelonjak itu muncul sehingga timbul lah gerak gerak mahasiswa untuk menyuarakan penolakan terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut karna di anggap oleh mahasiswa akan menimbulkan bibit  bibit kerajabkerajaan atau bahasa keren nya politik Dinasti lah ya, gimana enggak bilang politik dinasti coba? Jadi yang memimpin sidang keputusan tersebut adalah adek iparnya seorang presiden yaitu bapak king master yaa gitu lah mahasiswa menamai presiden waktu itu, heheh kalau nak lebih lengkap bisa aja lah kalian cek berita berita online supaya banyak tau terkait itu hehehe karena saya menceritakan itu anya sedikit dikarenakan saya menulis cerita ini fokus di pengamalan saya sendiri bersama kampus unggu lah ya kampus kebanggaan saya hehehe, kebanggaan dak tu heheh,,,. 


Lanjut kita cerita di persiapan menuju  acara tersebut

Seinggat saya ini ya,,,  semenjak keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut memakar amarah mahasiswa yang ada di Indonesia hampir seluruh mahasiswa di berbagai provinsi melakuannya aksi besar besaran untuk menolak keputusan tersebut karena di anggap Dinasti politik Indonesia, aksi mahasiswa ini lumayan besar juga lah skala aksi tersebut. Heheh untuk lebih tau cek aja di google ya,,,. 

Lanjut yaa ,,, 
Jadi kami di jambi ya khusus nya juga melakukan demostrasi besar besaran juga waktu itu kami mahasiswa jambi bergerak dan bersatu menyuarakan penolakan keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut sampai kami melakukan aksi demostrasi berjilid jilid pokony lawan politik Dinasti!!! Ya waktu itu hehehh (  tapi sekarang yang di tolak udah jadi wakil presiden looo) 

Singkat cerita waktu itu ada salah satu alumni kampus unggu ni cerita nya ngajak ketemuan dengan saya 
Waktu itu saya berpikir heran be alumni ngajak ketemuan dengan saya soal nya nggak pernah ketemu jangan kan ketemu kenal be idak ya kan jadi otomatis lah saya berfikir tentang itu,,,, 

Oke lanjut lagi ya cerita nya heheh 
Jadi ketemu lah saya dengan alumni tersebu, rupa rupa nya alumni tersebut mengajak kolaborasi terkait kegiatan penolakan atau perlawanan yaitu dengan judul mimbar Demokrasi mengangkat tema 1. Menolak politik Dinasti 2. Pelanggar hak asasi manusia 3. Anak haram Konstitusi jadi kami mengangkat 3 tema tersebut, jadi dalam pertemuan saya bersama alumni tersebut membicarakan kegiatan mimbar bebas tersebut, waktu itu kawan - kawan yang berada di pulau Jawa khususnya  udah gerak semua menggelar mimbar bebas tesebut. 

Jadi  untuk di jambi kampus unggu jadi tuan rumah dalam menggelar mimbar bebas tersebut saya sempat berpikir keras juga waktu itu kenapa harus kampus unggu jadi tuan rumah, padahal di jambi banyak loh kampus besar seperti kampus oren, kampus biru, dan kampus hijau. Itulah yang jadi pertanyaan bagi saya waktu itu. 

Setelah berpikir saya mengambil keputusan untuk mengambil kerjasama ini atau kolaborasi ini walaupun konsekuensi lumayan besar, 

Emangnya apasih konsekuensi nya??? 
Bisa jadi di bilang dijadikan sebagai alat politik dan semacam lah yaaa, ehehe terserah orang mau bilang apa 
Yang penting saya berpikir memperjuangkan hak sebagai mahasiswa dan peran saya sebagai presiden mahasiswa hitung hitung nama project kegiatan kah bagi saya makanya saya ambil kolaborasi tesebut. 

Kebetulan untuk acara tersebut kampus unggu satu satu nya yang berani menggelar acara mimbar bebas tersebut kebayang gak sih kalau kita jadi penggerak kegiatan tersebut? Ya seperti itu lah yang saya rasakan menjadi penggerak kegiatan tesebut harus di inggat loh satu satunya yang bikin kegiatan tesebut, bangga dak kalian heheh

Waktu itu saya berusaha mengumpulkan kawan kawan se provinsi jambi untuk ikut handil dalam kegiatan tersebut 
Coba bayang gimana cepek ny untuk mengumpulkan mahasiswa se provinsi jambi? Ya walaupun susah tapi saya tetap usaha dalam tersebut. alhamdulillah usaha tidak menghianati hasil loo hasil saya bisa mengajak kawan kawan gabung dan ikut handil untuk acara tersebut jadi sekitar 7 atau 8 kampus yang bergabung dan 8 organisasi lain nya ikut juga looo,,. 

Singkat be iy soal belum tidok saya jadi Mohon maaf ya 

Lanjut acaranya 

Pada tanggal 20 bulan Desember 2023 bertepatan dengan di gelar nya acara mimbar bebas tersebut, dalam acara tersebut saya mengudang profesor hukum di jambi dan para para akademisi yang ada di jambi untuk berbicara terbaik Indonesia pada waktu itu. 

Tidak hanya mengudang profesor dan akademisi be saya juga mengundang seluruh presiden mahasiswa dan ketua ketua organisasi yang ada di provinsi jambi. 

Namanya acara mimbar bebas jadi bebas siapa yang mau orasi, yang terpenting jaga etika orasi lah ya
Maaf ya ga bisa tuliskan dalam sini mungkin hanya yg penting be yang saya curah kan dalam bentuk tulisan ini heheheh. 

“Kita selalu dipertontonkan drama-drama kekuasaan yang memuakan, telanjang tanpa rasa malu memperlihatkan pertunjukannya yang semena-mena. 

Peraturan dirubah seenaknya sendiri, konstitusi di rubah demi anak kandung sendiri, mahkamah konstitusi sebagai benteng terahir keadilan konstitusi nyata nyata melakukan pelanggaran etik yang berat, namun penguasa hari ini menganggapnya ini hal yang biasa, bahkan merasa ini sebuah kebenaran begitulah ucapan saya waktu lagi orasi di mimbar bebas tersebut. 

Saya juga menegaskan pihaknya akan mengajak seluruh masyarakat Jambi  untuk menolak pelanggar HAM tampil di kancah publik, menolak politik dinasti tumbuh dan subur dalam sendi - sendi kehidupan berdemokrasi, menolak kontestasi politik yang telah mengaborsi konstitusi lewat jalur mahkamah konstitusi.

“Kami tidak bicara soal calon presiden, tapi kami berbicara tentang demokrasi saat ini,”
 
Begitulah ocehan saya ketika di mimbar bebas waktu itu

Catatan
Mohon maaf sebelumnya saya break dulu ya soal saya ngantuk nian semalam dak tiduk sekarang lah 6 pagi, aku nulis ini karna gak bisa tidur jadi nulis ini gara gara melihat poto di galeri ada poto pas acara mimbar bebas jadi nulis lah hehehee 
 
Kapan kapan saya selesai sambung nya 




CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar